Minggu, 09 Juni 2013

Ajang Pemilihan 2013

Ajang Pemilihan 2013


Ketika suatu even yang cukup wah,,, kembali hadir disebuah daerah kecil yang namanya cukup dikenal baik daerahnya sendiri bahkan lingkup nasional. Sebuah ajang pemilihan putra-putri daerah dengan berbagai kriteria yang diharapkan mampu memberikan kontribusi demi kemajuan seni budaya & pariwisata daerahnya.

Dengan gema yang menggoda, seorang putra daerah yang bekerja disebuah kantor instansi pun tertarik untuk turut serta dalam ajang pemilihan itu. Walaupun pernah gagal pada tahun sebelumnya, namun dia begitu ingin tahu bagaimana rasanya ketika menjadi bagian dari ajang tersebut. 

Tanpa ragu, pada suatu malam si pemuda itu meminta izin kepada atasannya dengan maksud meminta rekomendasi dari atasannya namun sayang, atasannya tak mau memberikan izin maupun rekomendasi. Walaupun tanpa izin, si pemuda tetap berusaha untuk ikut pemilihan tersebut.

Si pemuda akhirnya hadir mengikuti proses seleksi di Gedung serbaguna daerah. Selayaknya ajang seperti itu, si pemuda pun melakukan chek fisik terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan uji bakat keahlian/kemampuan & interview komunikasi dengan bahasa asing. 

Alhamdulillah, semua rangkaian seleksi telah berlalu dan sesuai dengan harapan walaupun selama proses seleksi sebenarnya si pemuda sempat ragu dengan dirinya untuk bisa terpilih, dia melihat peserta yang lainnya lebih baik secara penampilan fisiknya. Namun itu semua bisa ia halau dengan keyakinannya yang optimis bahwa ia bisa terpilih dari salah satu yang dipilih.

Waaww,,, Sungguh surprize, ketika ia mendapat SMS dari Panitia Ajang Pemilihan itu. Dengan penuh syukur, Alhamdulillah,,, ia terpilih masuk di Ajang Pemilihan tersebut. Akhirnya keyakinannya benar-benar menjadi nyata dengan bisa masuknya ia ke tahap karantina.

Dalam menjalani masa karantina, si pemuda menemukan sesuatu yang selama ini ia ingin tahu. Apakah kegiatannya dan bagaimana proses sesungguhnya ajang seperti itu. Namun hal yang sangat berkesan ketika masa karantina ia bisa merasakan berinteraksi dengan anak-anakyang luar biasa, walau dengan kekurangan mereka bisa survive mengikuti pendidikan sebagaimana seharusnya mereka. Selain itu menemukan beberapa relasi baru, yac itung-itung menambah silaturahim. 

Akhir pada puncak ajang pemilihan tersebut, walau hanya menjadi kemeriahan ajang tersebut namun cukup baginya pengalaman yang ia ingin tahu,,,
Momen Luar Biasa

Selasa, 12 Februari 2013

Jalinan Persaudaraan

Awal yang lebih Dekat

Malam yang cukup menegangkan dengan langit hitam dan berkas cahaya terlintas di langit. Namun tak menyurutkan keinginan rencana yang telah disepakati, para pemuda dengan semangatnya tetap berangkat untuk menghadiri sebuah acara yang cukup jauh. sebut saja mereka Redo, Drean, Diqi dan Yandi.

Semula salah diantara mereka telah membuat janji untuk hadir pada acara tersebut, Yandi telah membuat janji dengan Yuma. Namun ternyata janji tinggallah janji, tanpa disangka-sangka sebelumnya  Redo, Drean dan Diqi mengajak Yandi untuk pergi bersama, bukan dengan mobil atau kendaraan mesin lainnya tapi berjalan kaki. Karena hal itulah, Yandi memberitahukan kepada Yuma, awalnya Yandi menanyakan keberadaan Yuma, kebetulan Yuma belum juga bisa datang sehingga Yandi pun katakan kepada Yuma agar dia langsung pergi ke tempat acara saja. Akhirnya Yuma pun setuju dengan usul Yandi, kemudian Yandi bergegas berangkat bersama 3 pemuda lainnya.

Dengan penuh semangat, Yandi katakan "Ayo, kita segera berangkat, tampaknya hari mau hujan", namun di dalam hatinya ia katakan "Semoga hujan turun setelah mereka tiba di tempat acara". Mendengar hal itu teman-teman yang lain pun ikut bergegas. Langkah demi langkah pun mereka lalui hingga tak lama kemudian tak terasa mereka pun tiba di tempat acara. Mereka tak menyia-nyiakan perjalanan, sepanjang perjalanan tadi mereka tukar pikiran dengan topik yang cukup aneh, mereka membicarakan "Bagaimana Ta'aruf", haha...

Setiba di tempat acara, mereka pun langsung masuk mengikuti acara yang tengah baru dimulai. Acara itupun berjalan cukup khitmat, Yandi pun bisa mengambil makna dari acara tersebut yakni :

Dalam kehidupan saat ini sungguh sangat memprihatinkan, terutama cara hidup dan kehidupan generasi muda. Maka di sampaikan oleh Mubaligh sebagai pengisi acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. , bahwasanya ia akan menguraikan satu buah hadits yang kurang lebihnya mengacu tentang" Bagaimana cara mendidik anak" :

Berikut adalah 3 point yang disampaikannya :
  1. Mendidik anak agar cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
  2. Mendidik anak agar mencintai keluarga
  3. Mendidik anak agar mencintai Al-Qur'an
Setelah Mubaligh selesai menyampaikan tausyiah di atas, beliau sekaligus menutup acara Maulid itu dengan memimpin Do'a bersama.

Nah,  walaupun acara sudah selesai namun Yandi dan yang lainnya belum langsung pulang hingga mereka pun menikmati beragam makanan yang disediakan oleh pihak penyelenggara. Namun sebelum itu, Redo dan Drean meminta Yandi untuk duduk didekat mereka, lantas Redo pun mengesah Drean untuk bicara. Katanya ada sesuatu yang ingin mereka berdua sampaikan. Ungkap mereka "Kami malu kak, akan mengatakannya" kepada Yandi. Dengan belum mengerti, Yandi pun masih bingung dengan mereka.

Kemudian akhirnya Drean pun angkat bicara "Kak, boleh nggak, kami anggap kakak sebagai kakak kami", tanya mereka dengan malu. Mendengar hal itu, Yandi pun tertegun sambil tersenyum simpul dan katakan pada mereka "Yac, boleh lah", akhirnya semoga jalinan persaudaraan ini akan membawa berkah.

Tak beberapa lama kemudian, berkah pun datang dan tanpa disangkah. Dengan penuh ramahnya seseorang membawakan kami makanan, buah dan kerupuk beserta air minumnya. Sampai-sampai rasanya hati Yandi meleleh karena suasana itu, hingga terbentuklah juga kumpulan makan bersama-sama dengan mereka.

Haaha,,, yang lebih lucunya,,,
Ketika akan pulang, makanan dihadapan kami masih cukup banyak. Karena takut mubazir kalau tidak dimakan, maka kami pun berinisiatif untuk membawa makanan-makanan itu pulang. Awalnya kami masukkan Buah ke kantong kresek, kemudian kerupuk dan terakhir,, permen pun jadi nggak ketinggalan. Kami pun tersenyum dan sedikit terbahak-bahak akan treatmen terakhir tadi, "Mengantongi permen pun tak ketinggalan",,,

Setelah semua selesai, sisa makanan pun telah kami bersihkan dan kami pun bergegas pulang menuju peraduan kami. Seperti ketika berangkat, dalam perjalanan kami pun bicara akan sesuatu, dan akhirnya kami pun harus berpisah karena harus kembali ke rumah masing-masing. Dan tak lupa, makanan-makanan itu aman terkendali...